Archive for March 2015

Fermented of Cassava Bondowoso Alias Tape Bondowoso Manisnya Sampai Belanda




Tape Bondowoso

Fermented of Cassava, begitu kata wong londo. Kalau lidah Jawa menyebutnya tape. Istilah guyonan yang lain adalah ‘telo bosok’ tapi uenak dimakan. Yaitu panganan dari singkong yang difermentasikan dengan sistem peragian. Fermented of cassava alias tape alias ‘telo bosok’ ini yang paling top adalah dari Bondowoso. Sebutannya Tape Bondowoso.

Tape adalah makanan khas dari Bondowoso yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi. Substrat ini biasanya umbi singkong dan beras ketan. Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai tempat produksi tape yang memiliki kualitas yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain. Selain itu tape memliki pengaruh terhadap kesehatan. Fermentasi tape dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tape dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape dan tape ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.
Kelebihan lain dari tape adalah kemampuannya tape mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tape dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut.
Di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tape dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
Salah satu pembuat tape ada di Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Bondowoso. Di desa ini kira-kira ada 5 orang warga yang berprofesi sebagai pembuat tape. Dalam satu hari, konon katanya bisa memproduksi tape dengan bahan baku singkong sekitar 4 ton. Jumlah itu meningkat pada hari-hari raya seperti Lebaran, misalnya, yang bisa menghabiskan 6 ton singkong.
Siang hari, Jalan Panglima Besar Jenderal Sudirman di Kota Bondowoso selalu berdennyut. Jalan ini merupakan pusat perdagangan yang paling ramai di kota ini. Letaknya strategis, persis di jantung Bondowoso. Kanan kirinya adalah alun-alun dan kantor Pemkab Bondowoso. Nah, di Jalan Jenderal Sudirman itulah berderet toko menjual tape khas Bondowoso. Tak hanya tape sebenarnya tetapi ada suwar-suwir, dodol tape, tape bakar, dan diversifikasi bentuk tape yan lain.
Tape produksi toko tape 82

Tape 31 yang konon merupakan produsen tape Bondowoso yang pertama.


Uniknya tape manis Bondowoso ini selalu bermerk dengan angka. Mirip dengan panganan Bakpia Pathuk dari Jogjakarta. Selalu diawali dengan angka. Untuk masalah tape ini, merknya yang paling terkenal adalah tape 31. Tokonya memang berada di nomor 31 dan konon dari toko inilah khas tape Bondowoso tersebut tercipta. Berikut baru tape manis 82, 66, 17 yang diburu orang jika yang no 31sudah ludes dipasaran.
Beberapa daerah di Bondowoso mampu menghasilkan singkong yang mutunya baik. Tanah yang paling baik berada di sekitar perbukitan arak-arak. Ini menyebabkan harga singkong daerah ini agak tinggi dibanding dengan produksi daerah lain. Dengan kondisi seperti ini menyehabkan produsen tape sering berebut bahan baku dari wilayah ini.
Orang yang terlibat pada proses pembuatan hingga pemasaran adalah para petani singkong selaku distributor singkong yang merupakan bahan utama pembuatan tape singkong, singkong yang digunakan dalam pembuatan tape haruslah singkong yang besar dan kekuningan, usia singkong yang digunakan juga harus diperhatikan karena usia singkong yang muda akan berbeda rasanya dengan singkong yang sudah tua. Kemudian para produsen singkong diberbagai daerah di Bondowoso, kemudian para distibutor tape yang memasarkan tape – tape yang disudah di bungkus dalam besek besek (tempat tape yang terbuat dari anyaman bambu) yang khusus dipesan dari Trenggalek dan diberi alas daun pisang tidak boleh menggunakan alas yang berbahan plastik atau mika karena dapat mengurangi aroma dari tape tersebut.  
Cara membuat tape singkong adalah dengan cara singkong yg sudah dikupas dan di potong di kukus hingga matang (jangan sampai benyek karena hasilnya akan jelek). Kemudian dinginkan.  Tata singkong dalam wadah yang telah diberi alas daun pisang (wadah harus betul-betul bersih dan terbebas dari minyak, karena jika wadah kotor atau berminyak proses fermentasi tidak akan sempurna).  Taburi singkong rebus tersebut dengan Ragi Tape hingga rata.  Tutup rapat wadah, sebelumnya lapisi lagi dengan daun pisang, kemudian simpan di tempat kering dan hangat selama 2-3 hari.
Jadi jangan salah, meski hanya panganan tape, tape 31 milik Prayogra bisa ekspor sampai ke negeri Belanda. Ternyata ada orang Indonesia yang mendistribusikannya di sana. Agar tape tidak membusuk di perjalanan, caranya adalah menghentikan proses fermentasi, yaitu dimasukkan ke dalam frizer pendingin.
Kemasannya juga lebih modern yaitu berupa dos tertutup rapat dan bukan dari besek lagi. Ini memungkinkan tape 31 bisa dikirim ke mana-mana. Sedang besek kemasan tradisional tetap dipertahankan. Untuk kemasan dos, harga per dos Rp 7500. Sedang renteng besek besar harganya Rp 15 ribu. Besek yang kecil harganya sama dengan kemasan dos yaitu Rp 7500 rupiah.
Sekarang tape tidak hanya dapat dimakan sebagai tape utuh saja namun sekarang tape sudah dapat dinikmati sebagai olahan lainnya contohnya saja tape bakar, tape goreng, pia tape, dan cake tape.

Hatsune Miku (pict)

Hatsune Miku (初音ミク?) adalah produk perangkat lunak yang menghasilkan suara nyanyian wanita, dirilis 31 Agustus 2007 oleh Crypton Future Media. Nama Hatsune Miku sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti pertama ( hatsu?), suara ( ne?), dan masa depan Miku (ミク?) yang merupakan nanori dari mirai (未来?). Penggabungan kata-kata tersebut secara harfiah berarti "Suara Pertama Dari Masa Depan" karena dia adalah penyanyi pertama dari serangkaian penyanyi "Character Vocal Series" yang diproduksi oleh Crypton. Suara Miku berasal dari sampling suara Saki Fujita (藤田 咲 Fujita Saki?), seorang pengisi suara dari Jepang. Hatsune Miku juga melakukan konser-konser di atas panggung sebagai proyeksi hologram.
Hatsune Miku adalah Vocaloid generasi kedua yang dianggap paling populer di seluruh dunia. Sebuah versi update dari Miku yang disebut Hatsune Miku Append dirilis pada 30 April 2010, berisi 6 macam model suara dari Miku: soft (lembut), sweet (kekanakan), dark (dewasa), vivid (bersemangat), solid (tinggi), dan light (polos).




















































































- Copyright © Q-chan ^_^ - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -